PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Tengah

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Tengah

Mengenal Mutu Biji Kakao (SNI 2323 : 2008)




STANDAR MUTU BIJI KAKAO
SNI 2323:2008
 

Biji Kakao termasuk hasil perkebunan yang diekspor dan sangat menguntungkan bagi Indonesia dan memiliki keunggulan titik leleh yang tinggi, mengandung lemak kakao dan dapat menghasilkan bubuk kakao dengan mutu yang baik. 

 

Biji Kakao memiliki klasifikasi atau penggolongan mutu biji kering berdasarkan SNI 2323 : 2008  yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu menurut jenis tanaman, ukuran biji per 100 gram dan jenis mutu.

 
Klasifikasi menurut jenis tanaman
Uraian

Jenis Tanaman

Kakao Jenis Mulia

(Fine Cocoa/F)

Kakao Jenis Lindak

(Bulk Cocoa/B)

Jenis tanaman kakao

Criolo atau Trinitario

Forastero
Warna buah
Merah/Merah muda
Hijau
Tekstur kulit buah
Tipis berbintik-bintik kasar dan lunak
Tebal
Bentuk buah
Bulat telur sampai lonjong
Bulat sampai bulat telur
Bentuk biji
Besar dan bulat
Tipis, Kecil dan gepeng
Mutu biji
Baik
Sedang
Berat biji kering
1,2 gram
1 gram
Kandungan lemak biji
Kurang dari 56%
Mendekati atau lebih dari 56%
Warna Kotiledon
Putih
Ungu
 
Klasifikasi  menurut ukuran biji (jumlah biji per 100 gram)
Golongan
Jumlah Biji
Keterangan
AA

Maksimal 85 biji/100 gram

Memenuhi kriteria ekspor

A

86 - 100 biji/100 gram

Memenuhi kriteria ekspor
B

101 - 110 biji/100 gram

Memenuhi kriteria ekspor
C

111 – 120 biji/100 gram

Tidak memenuhi kriteria ekspor

S

Lebih besar dari 120 biji/100 gram

Tidak memenuhi kriteria ekspor

 
 

Klasifikasi menurut Jenis Mutu

a. Syarat mutu umum
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1
Serangga hidup
-
Tidak ada
2
Kadar air (b/b)
%
Maks 7,5
3
Biji berbau asap dan atau hammy dan atau berbau asing
-
Tidak ada
4
Kadar benda asing (b/b)
%
Tidak ada
5
Kadar biji pecah (b/b)
%
Maks 2
 
b. Syarat mutu khusus 
 
Jenis mutu
Persyaratan

Kakao Mulia (Fine Cocoa)

Kakao Lindak (Bulk Cocoa)

Kadar biji berjamur (biji/biji)  (%)

Kadar biji slaty (biji/biji)  (%)

Kadar biji berserangga (biji/biji) (%)

Kadar kotoran waste (biji/biji)  (%)

Kadar biji berkecambah (biji/biji)  (%)

I – F

(AA sampai dengan S)

I – B
(AA sampai dengan S)
Maks 2
Maks 3
Maks 1
Maks 1,5
Maks 2
II – F

(AA sampai dengan S)

II – B
(AA sampai dengan S)
Maks 4
Maks 8
Maks 2
Maks 2,0
Maks 3
III – F
(AA sampai dengan S)
III – B
(AA sampai dengan S)
Maks 4
Maks 20
Maks 2
Maks 3,0
Maks 3
 

c.      Kelas Mutu

Uraian
Kelas Mutu
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Kadar biji berjamur

Maks 2 biji

Maks 4 biji

Maks 4 biji

Kadar biji tidak terfermentasi

Maks 3 biji

Maks 8 biji

Maks 20 biji

Kadar biji berserangga

Maks 1 biji

Maks 2 biji

Maks 2 biji

Kadar kotoran

Maks 1,5 biji

Maks 2 biji

Maks 3 biji

Kadar biji berkecambah

Maks 2 biji

Maks 3 biji

Maks 3 biji